RSS

(Biodata) Atsuko Fukano






Japan Name : Atsuko Fukano
Korean Name : Shin Soo Jin
Tanggal Lahir : 16 Maret 1988
Height : 166
Weight : 48

Nickname : Biasa dipanggil Atsu. Tetapi teman-temannya lebih sering memanggilnya Ririz.

Favorit : Atsu sangat suka membaca buku. Dimanapun dan kapanpun dia pasti menyempatkan membaca buku. Selain itu dia juga suka musik dan buat cerpen.

Makanan & Minuman Favorit Atsu juga nggak terlalu aneh-aneh kok. Semua yang dimasak Ibunya pasti ia makan terutama makanan yang pedas.

Kalau minuman, Atsu suka yang dingin. Contohnya Jus Alpukat.

Minat & Bakat : Atsu itu termasuk tipe cewe yang suka sekali tantangan dan yah sedikit tomboi lah. Nggak jarang loh sifat premannya itu tiba-tiba muncul. Atsu juga aktif berorganisasi di kampusnya sehingga dia jarang sekali ada di rumah.

Kalau bakat Atsu itu jago di bidang pelajaran dan public speaking. Beda jauh banget sama Rei yang kalau udah di depan umum langsung menciut nyalinya *etdah author.a pengen ngeksis/plakk*. Makanya Rei itu sangat mengidolakan Atsu sebagai panutannya. Karena memang Atsu lah yang paling waras di dalam keluarga Fukano. Oya Atsu juga jago buat Cerpen.

Beberapa daftar kejelekan Atsu :

  1. Jutek sama cowok
  2. Cerewet
  3. Kadang egois
  4. Keras kepala
  5. Gengsinya tinggi setinggi-tingginya

 P.s. : Jangan sekali-sekali ngasih sesuatu (terutama aksesoris) berwarna PINK ke Atsu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Biodata) Rei Fukano



Japanese name : Rei Fukano
Korean name : Shin  Ah rin
Tanggal lahir : 13 Juli 1994
Height : 167
Weight : 50
Nickname : Rei paling suka kalau ada yang manggil dia winds. (dalam bahasa inggris namanya itu berarti angin = wind)
Favorit : Rei paling suka baca novel atau nulis cerita sambil ngedengerin musik. Katanya sih dengan begitu dia jadi bisa lebih konsentrasi. Selain itu Rei juga suka main komputer bahkan sampai berjam-jam. Nggak heran deh kalau matanya minus  -_____-“ . Rei juga termasuk asian drama lovers loh, bahkan nggak jarang dia sampe nangis gara-gara ngeliat drama yang ceritanya sedih.

Makanan & Minuman Favorit Rei nggak terlalu macem-macem sih yang penting enak, mengenyangkan dan halal*kalau itu wajib*. Rei juga suka macam-macam cake dan pudding. Tapi nggak terlalu sering makannya karena dia takut gemuk XD. Kalau minuman Rei suka aneka jus buah dan dia termasuk mineral water lovers *?*.

Minat dan Bakat : Rei tertarik sama sastra, bahasa, dunia patissier dan alam. Kalau bisa sih Rei itu pengen banget keliling dunia untuk belajar sastra, bahasa, jadi patissier sambil menikmati keindahan alam di setiap negara yang dia kunjungi (amin.) .

Kalau bakat, sejauh ini Rei baru bisa nulis cerita sama ngarang cerita. *apa bedanya coba -__-?*

Beberapa daftar kejelekan Rei :

                                                        1.         Dia suka pura-pura lupa ngeberesin kasurnya kalau habis bangun tidur.
                                                        2.         Suka nggak inget waktu kalau udah di depan komputer.
                                                        3.         Suka nggak mau ngalah.
                                                        4.         Langsung nyetel musik keras-keras kalau lagi ngambek
                                                        5.         Kalau lagi ngambek kata-kata yang keluar dari mulutnya nusuk banget.
                                                        6.         Sering banget ganti-ganti baju tapi males nyuci -_-v
                                                        7.         Kalau lagi hari libur males banget yang namanya mandi XD .



Assalamualaikum,
Readers saya balik lagi nih. Haha ini saya iseng bikin biodatanya Rei Fukano biar pada nggak susah ngebayanginnya gitu. Untuk biodata cast yang lainnya segera menyusul.
Enjoy :D
Wassalam  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Poem) William Wordsworth - I wandered lonely as a cloud

I wandered lonely as a cloud
That floats on high o'er vales and hills,
When all at once I saw a crowd,
A host, of golden daffodils;
Beside the lake, beneath the trees,
Fluttering and dancing in the breeze.

Continuous as the stars that shine
And twinkle on the milky way,
They stretched in never-ending line
Along the margin of a bay:
Ten thousand saw I at a glance,
Tossing their heads in sprightly dance.

The waves beside them danced; but they
Out-did the sparkling waves in glee:
A poet could not but be gay,
In such a jocund company:
I gazed---and gazed---but little thought
What wealth the show to me had brought:

For oft, when on my couch I lie
In vacant or in pensive mood,
They flash upon that inward eye
Which is the bliss of solitude;
And then my heart with pleasure fills,
And dances with the daffodils. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Poem) Christina Rossetti - Remember


Remember
REMEMBER me when I am gone away,   
Gone far away into the silent land;   
When you can no more hold me by the hand,   
Nor I half turn to go, yet turning stay.   
Remember me when no more day by day 
You tell me of our future that you plann'd:   
Only remember me; you understand   
It will be late to counsel then or pray.   
Yet if you should forget me for a while   
And afterwards remember, do not grieve:
For if the darkness and corruption leave   
A vestige of the thoughts that once I had,   
Better by far you should forget and smile   
Than that you should remember and be sad. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(JustMystory) Fukano's Families -Atsuko and her Pinky Watch-






-Cerita sebelumnya-
“Kau kenapa? Sepertinya sedang tidak bersemangat” tanya Atsuko. Akhirnya aku menceritakan segala kegalauan ku padanya. Memang dari semua saudaraku Atsuko lah yang paling dekat denganku. “Oh begitu, lalu kau sudah tau apa yang akan kau berikan nanti?” tanyanya. Aku mengangguk. “Apa?” tanyanya lagi. “Jam tangan” jawabku singkat. “-___-“ => ekspresi Atsuko.
“Hei, kenapa wajahmu seperti itu?” tanyaku. “Ah, tidak. Hanya saja hal itu mengingatkanku pada peristiwa buruk” jawabnya. Hmm, peristiwa buruk? Seingatku tidak pernah ada kejadian buruk yang terjadi padanya kecuali, , JAM TANGAN PINK O.O? .       

*

-KAMAR REI-

Rei POV

“Aiya, aku ingat soal itu” ucapku akhirnya ingat.
Atsuko menghela napas berat. “Hei, apa kau tidak rindu padanya?” tanyaku. “He? O.O. Ma..mana mungkin aku..aku rindu padanya. Haha.. ng..nggak lah.” Jawabnya, sepertinya gugup *gagap kali XD*. Aku hanya membulatkan mulutku membentuk huruf O’. “Apa kau masih menyimpan jam tangan itu?” tanyaku lagi. Atsuko  mengangguk. “Aku hanya pernah memakainya satu kali. Huuh.. kau tau kan aku tidak suka warna pink. Itu terlalu feminin” katanya.  Kakak perempuanku ini memang aneh. Dia terlihat manis, cantik dan dewasa tapi saat-saat tertentu dia bisa juga berjiwa preman. Oleh karena itu aksesoris wanita pantang dikenakan olehnya.  “Ngomong-ngomong sekarang dia ada di mana?” tanyaku. “Dia siapa?” Atsuki balik bertanya. “Yaissh, tentu saja Sen Akihara. Hmm, apa perlu aku sebut dia Kiay? =.=” tanyaku pasrah. “REIKO JANGAN SEBUT NAMA ITU !!!!!! ” teriaknya sambil melemparkan benda apapun di sekitarnya padaku. Good job Rei, sekarang terimalah deritamu ._____.

*

-Flashback-

SIX YEARS AGO....

Atsuko POV

“Sssst, jangan berisik nanti Atsuko bangun”
“Cepat,cepat”
“Mana kuenya?”
“LIlin dong, eh korek apinya juga sekalian”
“Ealah, itu mah lilin untuk mati lampu. Lilin untuk ulang tahun woi..!!”
Sayup-sayup kudengar suara berisik. Hoamh.. siapa sih pagi-pagi begini udah bikin ribut. Perlahan aku mulai membuka mataku dan “SURPRISE!!”. He? O.O *BLANK*. “Otanjoubi Omedeto” ucap mereka semua. Aku mengucek kedua mataku. Kulirik kalender ysng tergantung di dinding. Hari ini 16 Maret. “Kalian semua, waaaah terima kasih” ucapku. “Atsu, ayo cepat tiup lilinnya” ucap Yoshi tidak sabaran. “Iya-iya” kataku. “Eits, sebelum tiup lilin harus berdoa dulu oke” kata Rei. “Hmm, yaya” sahutku. Aku memejamkan kedua mataku dan mulai berdoa ‘Ya Allah terima kasih aku masih bisa hidup sampai pada usiaku yang ke-17 semoga kedepan semua berjalan lebih baik’  Fuuh.. aku meniup lilin-lilin itu. Mereka langsung memelukku dan bergantian memberi hadiah padaku.

-SEKOLAH-

“Atsuko!!!” panggil seseorang padaku.
“Hiroko, wah Haruko juga” ucapku melambaikan tangan pada kedua orang itu.
“Otanjoubi Omedeto” ucap mereka berdua.
“Hai, arigatou” kataku.
“Oya sepulang sekolah jangan keman-mana ya. Kita mampir ke Café paman Sergei.” Kata Haruko.
“Baiklah” sahutku.
“Jangan lupa ajak Rei juga” kata Hiroko. *author pengen eksis nih B-)*
“Oke” ucapku
“Yasudah kami duluan ya” ucap mereka melangkah pergi.


Aku kembali melangkahkan kakiku ke kelas sebelum akhirnya ia  muncul. Atsu tenang. Oke, stay cool. Aku terus melangkahkan kakiku tanpa menoleh sedikitpun padanya. Ayo Atsu kamu bisa. Aku terus berjalan lurus sampai akhirnya sampai di depan kelas. 'Kau berhasil Atsuko' ucapku dalam hati. Hmm, meskipun sebenarnya aku sedikit berharap dia menoleh padaku dan mengucapkan "Otanjoubi Omedeto Ayuk" . *galau*


Teng,,Teng,,Teng,, 


Bel masuk berbunyi. Sekolah sedikit santai karena kami kelas 9 baru saja selesai Ujian Negara. Aku memilih menghabiskan waktuku dengan teman-teman di kelas. Mereka juga tidak lupa mengucapkan selamat ulang tahun padaku.
Waktu cepat sekali berlalu. Tiba juga akhirnya pulang. "Semuanya, aku duluan ya" ucapku pada mereka.
"Iya hati-hati" sahut mereka.


*


-CAFE PAMAN SERGEI-


Aku memilih tempat di dekat jendela. Heuh..Hiroko dan Haruko kemana ya? kok lama sih. Aku melirik jam dinding. Sudah jam 4.15. Tiba-tiba ddrttt..ddrrtt..ddrrrt.. ponselku bergetar.




from : Reiko-chan
Ayuk... maaf aku akan datang terlambat 




He?, sopan banget ini anak manggil-manggil Ayuk =.=




To : Reiko-chan
Hadoh, cepat!!!! aku sendiri nih.
aku tunggu




Huft.. aku kembali menghela napas. 
"Privyet" ucap salah satu pelayan cafe itu pada dua wanita yang dari tadi aku tunggu.
"Hiruko, haruko" panggilku pada mereka.
Mereka menghampiriku. "Maaf Atsu kami berdua terlambat." kata mereka.
"Iya tidak apa-apa" ucapku.
"Ah, Rei mana?" Tanya Hiroko.
"Dia sedang dalam perjalanan kesini" jawabku.
Mm.. "Nah, itu dia" tunjukku pada seorang gadis berjacket hitam.
"Semuanya, maaf lama menunggu" katanya.
"Tidak apa-apa. Kami berdua juga baru datang. Ayo duduk" kata Haruko.
Kami berempat memang dekat. Walaupun jarak usiaku, Haruko, dan Hiroko berbeda jauh dengan Rei.
"Ehem, Kak kau dapat hadiah apa darinya?" tanya Rei padaku.
"Eeh? dia tidak memberi hadiah untukku. Lagipula untuk apa dia melakukan hal itu." jawabku sinis
"Idih, sensi. Ketahuan itu kalau kakak sebenarnya mengharapkan hadiah darinya" kata Rei.
"Ah udah-udah. Nggak penting deh ngebahas dia" ucapku.
"Mm, oya Atsu. Ada yang menitipkan ini padaku" kata Haruko sambil memberikan sebuah bingkisan padaku.
Entahlah, aku harus senang atau malah miris mendapatkan bingkisan itu. Ya, bingkisan yang dibalut kertas kado bergambar SPIDERMAN -______- .




TBC.....




Assalamualaikum,
gimana ceritanya kurang panjang nggk? maaf kalo kependekan. Oya lanjutan cerita yang Rei's plan itu belum bisa aku lanjutin. Jadi aku kasih selingan  ini dulu. Cerita ini spesial untuk Atsuko aka Rizka Fitriana. Haha, maaf Riz semua.a aku bongkar disini *evilsmirk >:D* . Biar semua pada tahu kisah-kasih dari seorang Atsuko wkwkwk *joget ala Briptu* . Okelah nggk usah panjang-panjang pidato.a(?). So, Happy Reading readers.
Wassalam.  


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(JustMystory) Fukano's Families -Rei's Plan-






-Pagi, di Ruang Makan-

            “Kalian semua ayo cepat sarapan dulu” teriak Ibu dari arah ruang makan. “Hai!” jawab kami kompak. Setiap pagi keluarga kami memang selalu menyempatkan untuk sarapan pagi bersama. “Bu hari ini aku akan pulang terlambat. Aku mau ke Café Paman Sergei dulu.” Ucapku. “Ne, tapi jangan terlalu malam pulangnya” ucapnya sambil meletakan sepiring pancake dengan sirup maple di mejaku. Aku segera menghabiskan pancake ku lalu meraih kotak bekal dan kumasukan dalam ransel. “Baiklah, aku pergi dulu. Ayo Chi cepat nanti kita telat” aku segera berpamitan kepada kedua orang tuaku. “Rei, tunggu. Sarapanku belum habis. Yaishh, jangan terburu-buru” ucap Chi sambil mengikat tali sepatunya yang belum rapih. “Semuanya, aku pamit dulu. Rei, tunggu aku!!!!” ucap Chi. Ibuku hanya menggelengkan kepalanya “Huh, mereka itu. Aku jadi bingung siapa yang jadi kakak dan siapa yang jadi adiknya.”. Semuanya hanya tertawa. “Ayah, Ibu, Kami juga pamit” Atsuko, Miyuu dan Yoshi segera bersiap-siap pergi. “Ne, kalian bertiga hati-hati ya” jawab kedua orang tua kami.

-End of Rei POV-

*

-Kyoko POV-

            “Huft..” aku menghela napas. “Kau kenapa?” tanya Kuuga. “Tidak apa-apa” jawab ku. “Mereka berlima sudah pergi” ucapnya sambil tersenyum. Aku ikut tersenyum. “Kau pasti lelah sekali harus mengurus mereka berlima saat aku sedang pergi” ucapnya. “Huh, memang. Kelima anakmu itu selalu membuat kacau rumah ini” jawabku. Dia tersenyum lagi. “Tidak terasa sekarang mereka sudah dewasa. Aku banyak sekali melewatkan waktu untuk melihat mereka tumbuh. Terima kasih atas kesabaranmu selama ini” ucapnya. Aku memandang wajahnya, sinar matanya yang selalu cerah sedikit redup. “Ini sudah tugasku untuk menjaga buah hati kita saat kau sedang tidak ada” ucapku. Ia mengangguk lalu meraihku dalam pelukannya. “Sepertinya kita harus pergi jalan-jalan” ucapnya. “He? Tapi anak-anak kan belum liburan. Mereka pasti tidak ada waktu” ucapku bingung. “Hmm, siapa bilang kita akan mengajak anak-anak. Ini hanya perjalanan khusus untuk kita berdua” ucapnya. “Kau ini. Memangnya kau mau kita pergi kemana?” tanyaku. Matanya sedikit menerawang. “Hanami di Tokyo” ucapnya kembali tersenyum. “Kau selalu mengingatnya” ucapku. Dia tidak menjawab malah membawaku semakin erat dalam pelukannya. Kurasa tak ada salahnya kita pergi liburan berdua.

-End Kyoko POV-

*

-Rei POV-

Aku terus memperhatikan deretan tanggal di kalender Handphone ku. “Huft..” aku menghelan napas. Tinggal 2 hari lagi. Waaaa, apa yang bisa kulakukan dalam waktu sesingkat itu. Aku frustasi. Tiba-tiba “Rei!” Chi menepuk bahuku. Aku menoleh padanya. “Kau mau tetap dalam bis ini atau ikut ke sekolah denganku?” tanyanya. Aku nyengir lalu ikut turun bersamanya. Ckckck.. dari tadi aku melamun sih jadi nggak ngeh kalau sudah sampai. “Hei!” Chi menyikut lenganku. “Ih, apaan sih Chi, pake siku-sikutan segala” ucapku menghindar. “Siapa suruh ngelamun” ucapnya. “Suka-suka lah” jawabku. “Hmm, pasti ada apa-apa nih” selidik Chi. ”Huu, sok tau kamu -,-“ ucapku. Chi terdiam sejenak lalu tiba-tiba menjentikan jarinya. “Gotcha!” ucapnya mengerlingkan mata padaku. “Ah sudah-sudah aku duluan ya” ucapku menjauh darinya. Aku tidak mau ambil resiko diejek terus olehnya karena hal ini.

‘Kringg..Kringg..Kringg..’

Bel pulang sekolah berbunyi aku segera membereskan bukuku dan bergegas pergi ke Café paman Sergei. Jarak dari sekolah ke Café tidak terlalu jauh jadi aku cukup berjalan kaki ke sana. Beberapa menit kemudian aku tiba di sana. Café itu tidak terlalu mewah bahkan terkesan sederhana. Dominasi warna coklat muda dan hijau tosca membuat Café itu terlihat nyaman. Itulah alasanku suka sekali menghabiskan waktu di Café itu. “Privyet” sapaku saat memasuki Café itu. “Rei” panggil seorang pria Rusia padaku, dialah paman Sergei. Aku tak menyangka kalau ia juga sedang ada di sini. “Paman, lama tidak bertemu” ucapku. “Kau kemana saja Rei? Stepanych selalu menanyakan penggemar Éclairnya ini” ucapnya. “Seminggu kemarin aku ada ujian paman. Jadi tak sempat berkunjung kesini” jawabku. “Ah ya, Chef Stephan ada kan?” tanyaku. “Ada di pantry sedang bereksperimen dengan resep Éclair barunya” jawab paman Sergei. “Wow, baiklah aku ke sana dulu paman” ucapku.
                Aku berjalan ke pantry. Aroma vanilla dan sensasi manis coklat langsung terasa saat aku memasukinya. “Privyet” ucapku. Tampak seorang pria Rusia dengan dandanan ala Chefnya tersenyum kearah ku. “Wah, sepertinya akan ada menu Éclair baru yang harus kucoba” ucapku. “Haha, iya dan kujamin rasanya pasti tidak akan kalah enak dengan resepku yang lain” ucapnya. Hmm, entah kenapa setiap aku masuk kesini rasanya nyaman sekali. Aku mengambil satu kursi lalu duduk. Asik sekali memperhatikan Chef Stephan saat membuat isi dan toping untuk kulit roti Éclairnya. “Kau kenapa?” tiba-tiba ia bertanya. “Kenapa apanya?” ucapku tak mengerti. “Huh, kau ini. Memangnya aku tidak tahu kalau kau kesini itu artinya kau sedang ada masalah.” Jelasnya. “Ya bisa dibilang begitu” ucapku. “Ada masalah apa lagi?” tanyanya. “Ini tentang Ryu” jawabku. “Kalian kenapa? Setahuku kalian kan tidak pernah ada masalah” ucap Stephan. “Dua hari lagi dia ulang tahun” ucapku. “Kau akan memberinya apa?” tanyanya. “Entahlah, aku bingung” jawabku singkat. “Hmm, kenapa tidak kau berikan saja hadiah kesukaannya” ucap Stephan. “Huah..andai saja aku tahu apa kesukaannya” ucapku lirih. “Jadi, kau tidak tahu apa kesukaannya?” tanya Stephan memastikan. Aku mengangguk pasrah. “Huft, aku payah sekali” ucapku. “Kau tidak boleh bicara seperti itu Rei” ucapnya. Aku terdiam sambil memasukan whipped cream ke dalam kulit roti Éclair. “Apa yang kau suka darinya?” tanya Stephan tiba-tiba. Sejenak aku diam, berpikir. “Aku juga tidak tahu. Kalau aku jawab dia tampan, kau bahkan lebih tampan sayang saja kau tua (¬_¬). Kalau aku jawab dia pintar, Kak Yoshi juga lebih pintar. Tapi, ada sesuatu yang beda dari dirinya. Dia sederhana tidak pernah aneh-aneh dan yang paling penting dia selalu membuatku merasa nyaman dan selalu bisa diandalkan”  jelasku. Ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. “Hei, kenapa tidak kau beri saja dia jam tangan?” tanya Stephan. Aku berpikir sejenak, betul juga. “Ide bagus, Spasibo Chef +,+” ucapku semangat. Ia tertawa melihat reaksiku. “Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu. Terima kasih atas bantuannya” ucapku sambil melangkah keluar dari Café.
-di Rumah-
“Aku pulang”. Wah, sepertinya mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.
“Rei, kau sudah pulang?” tanya Yoshi
“-__- IYA” jawabku. Dasar bodoh. Kalau aku belum pulang lalu yang ada di depanmu ini siapa.
Aku segera ke kamar, lalu mandi dan berganti pakaian.
“Rei, makan malam dulu” perintah ibuku.
“Aku tidak lapar Bu” ucapku lalu pergi ke kamar.
Tok..tok..tok..
“Masuk” kataku.
“Rei?” panggil Atsuko. “Iya ada apa kak?” ucapku agak sedikit malas.
“Kau kenapa? Sepertinya sedang tidak bersemangat” tanya Atsuko. Akhirnya aku menceritakan segala kegalauan ku padanya. Memang dari semua saudaraku Atsuko lah yang paling dekat denganku. “Oh begitu, lalu kau sudah tau apa yang akan kau berikan nanti?” tanyanya. Aku mengangguk. “Apa?” tanyanya lagi. “Jam tangan” jawabku singkat. “-___-“ => ekspresi Atsuko.
“Hei, kenapa wajahmu seperti itu?” tanyaku. “Ah, tidak. Hanya saja hal itu mengingatkanku pada peristiwa buruk” jawabnya. Hmm, peristiwa buruk? Seingatku tidak pernah ada kejadian buruk yang terjadi padanya kecuali, JAM TANGAN PINK O.O? .        

TBC .....



Assalamualaikum,
Akhirnya sampai juga saya pada chap.1 Fukano's Families ini. Gimana-gimana, aneh kah? maap cerita.a masih sedikit nih untuk chap ini. Saya masih bingung nentuin alur cerita.a *author amatir sih XD* next chap insya allah lebih baik. Oya sebagian nama di situ aku ambil dari novel Eclair nya Prisca Primasari. Jatuh cinta banget dah saya sama chef Stepanych >.< lol. Okelah nggk usah banyak cingcong.
happy reading :) 
Wassalam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(JustMystory) Fukano's Families -Introduce-

Fukano’s Family : Introducing

-REI POV-
 “REIKO FUKANO!!!!” aku menggeliat di balik selimutku, Huuh..suara Ibuku mengganggu sekali sih, heran aku. Kok bisa ya Ibuku tiap hari teriak2 gitu tanpa kehabisan suara malah nambah loh O.o . Dengan malas aku beranjak dari kasur nyamanku itu. “Iya Bu aku sudah bangun” ucapku masih setengah sadar. Ia menghela napas sepertinya dia sudah menyerah dengan kebiasaanku ini. “Yasudah cepat sana mandi nanti kau terlambat ke sekolah” perintahnya. Aku mengangguk lalu melangkah pergi. “Aiya..ini pada mau mandi atau pada ngantri dapet BLT sih?” tanyaku bingung pada Chi dan Miyuu yang lagi baris di depan kamar mandi. Mereka berdua hanya memasang ekspresi seperti berkata ‘Ini udah biasa kan Rei’. Aku menghela napas berat. Cih, dia itu kenapa nggak pernah jera sih, sudah berapa kali coba pintu kamar mandi rusak aku tendang gara-gara enggak sabar nungguin dia semedi di dalam sana. “Yak! Yoshi, kau itu lagi semedi atau ngapain sih, cepetan woi…” teriakku sambil memukul-mukul pintu. “Rei, ada apa sih ribut-ribut?” tanya kakak perempuan tertuaku Atsuki. “Si jelek Yoshi itu kembali berulah” jawabku ketus. “Betul itu kak, menurut kesaksian Ibu, Kak Yoshi sudah berada di dalam sejak 45 menit yang lalu. Ckckck, jumlah itu bahkan melebihi waktu yang biasa digunakan Kak Miyuu” ucap Chi serius.   
 ‘Cklek’ kunci pintu akhirnya dibuka dan munculah tersangka yang menyebabkan antrian BLT tadi. “Eh ada Rei, udah nunggu dari tadi ya. Hehe..tumben nggak ada adegan nendang pintu hari ini” tanyanya dengan polos kelewat bodoh. Aku memilih diam mencoba menahan ledakan emosiku yang kalo dibiarkan bisa berlanjut disertai efusif *efek ulangan geografi*. “Hari ini spesial loh Kak, Rei nggak akan nendang pintu. Tapi kalo kakak nggk cepat keluar dari situ mungkin Rei akan jadiin Kakak sebagai pengganti pintunya” Ucap Chi iseng. “Ah, emm.. yasudah haha pergi dulu ya…..” ucap Yoshi segera menghilang dari pandangan kami. Atsuki hanya menggeleng pasrah melihat tingkah saudara-saudaranya yang kian hari makin tidak wajar itu. “Hmm, sepertinya hanya aku saja di sini yang masih waras” mungkin ucapan itu yang ada dalam pikirannya sekarang.
*
Konichiwa, Rei-desu, Welcome to Fukano’s Family. Jangan kaget kalau kalian menemukan kejadian-kejadian aneh, nggak masuk akal, dan bahkan di luar batas kewajaran dalam keluarga ini. Maklumlah udah bawaan dari gen nya sih. Haha, mau tau kelanjutan kisah keluarga ini, nantikan setelah yang satu ini. :D *dibakar readers* 

TBC ......



Assalamualaikum,
hyaaaa, akhirnya cerita ini bisa terealisasikan juga*sujud syukur :). Terima kasih kepada Allah SWT atas berkahnya sehingga saya bisa mempunyai ide u/ membuat cerita keluarga ancur ini. Terima kasih juga kepada Annisa Rachmaning Tyas yang telah bersedia mengorbankan tenaga,keringat(?) & pikirannya untuk ngebuatin saya ilustrasi gambar u/ tokoh2.a , keren lah pokoe gambarnya. Untuk chap.1 cerita ini akan secepatnya saya munculkan. Semoga menghibur. Wassalam. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS