RSS

(Just Mystory~Reiyuu couple) Hey, this is for you

Assalamua'laikum,
readers*lambaikan tangan. Saya kembali dengan cerita baru.
Ini cerita lanjutan yang Rei's Plan, tapi langsung ke part yang ke-3 nya. Hehe, abisnya saya mentok banget lah ngelanjutin yang part 2 nya. Belom dapet wangsit kali ya -_-v. Mian kalo rada garing,soalnya ini sebenernya curahan hati sang authornya wakakak. Ini ada beberapa petunjuk,silahkan dibaca. 


petunjuk :
* => ganti tempat
** => ganti POV

Wokelah, enjoy ya readers. Komen are love :D


###


Rei POV

Aku menatap layar LG cookieku. ‘Huuuh’ tak ada satupun message darinya yang muncul. Perlahan kurebahkan diriku di kasur dengan bayang-bayang dirinya yang kini telah memenuhi otakku. Aigoya~ kenapa kau jadi berlebihan begini sih Rei, makiku pada diri sendiri. Tiba-tiba..
‘(L.O.V.E GIRL) Take Take Take my hands
(L.O.V.E GIRL) Uh uh Grab Grab Grab my hands’

ponselku berbunyi. Dengan malas aku meraihnya. Aku lumayan terkejut saat melihat nama yang tertulis di layar ponselku itu. ‘RyuuTanafu’ nama kontak untuk Ryu yang kuberi di ponselku. Awas kau Ryu. Kau harus menerima hukuman karena telah membuatku galau seperti ini *tatapan evil*

From : -RyuuTanafu-
Hei :D

Cih, sok manis-manis dia. Segera kuketik sms balasan untuknya.

To : -RyuuTanafu-
Apa? -,-
From : -RyuuTanafu-
Ngk knp2 Cuma mau smsn aja J
To : -RyuuTanafu-
Oh,trnyata msh ingt toh sm aku -.- . syukur deh.
From : -RyuuTanafu-
Ya ingt lah masa iya aku lupa sm kamu ;)
To : -RyuuTanaku-
*gombalisme* bgs deh klo emng msh ingt -,-. Eh,tumben sms
Biasanya kan lagi mesra-mesraan sama buku2 tebalmu itu. *nyindir*
From : -RyuuTanaka-
Apaan sih Rei,jadi km ngk seneng nih kalo aku sms?
To : -RyuuTanaka-
Ga tau lah
From : -RyuuTanaka-
Jgn kayak anak kecil gitu deh
To : -RyuuTanaka-
Aku memang blm di kategorikan sbg orng dewasa kok
From : -RyuuTanafu-
Rei, kamu tau sndiri kan aku sibuk dgn tugas2ku. Jadi tolong mengerti
To : -RyuuTanafu-
Iya aku tau dan aku paham itu. Tapi apa kamu ngk bisa meluangkan waktumu sdkt aja bersama
Orng2 terdekatmu. Bahkan untuk merayakan ulang tahunmu di rumah pun kamu ngk bsa.
From : -RyuuTanafu-
Bukan begitu Rei tapi, memang keadaannya ngk memungkinkan.
To : -RyuuTanafu-
Terserah katamu saja. Aku sudah lelah memenuhi otakku dengan pikiran-pikiran tentangmu.
Semuanya terasa percuma.
From : -RyuuTanafu-
Rei, kumohon. Jgn seperti ini,,

Aku membaca sms itu masih dalam keadaan kesal. Egois memang kalau aku menyalahkannya seperti ini. Tapi entah kenapa moodku hari ini dengannya begitu buruk. Kuletakkan kembali LG ku di atas meja. Kusandarkan kepalaku pada sebuah boneka kucing –pemberian dari Ryuu- dan lama kelamaan membawaku kedalam dunia mimpi.

**

Ryuu POV
Aku mulai tidak fokus memperhatikan dosenku mengajar. Perhatianku terbagi dua dengan LG Cookieku yang kuselipkan di loker meja. ‘Rei,kenapa kau tidak membalas pesanku’ pertanyaan itulah yang kini terus berputar dalam otakku. Argh, aku mengacak rambutku asal. Kenapa dia tiba-tiba jadi begini sih. ‘Tidak ada cara lain Ryuu, kau harus menemuinya sekarang’ ucapku dalam hati.
Beberapa jam kemudian waktu belajar akhirnya usai, segera kuarahkan motorku menuju rumah Rei. Aku tidak sabar untuk segera menyelesaikan masalah ini dengannya. Setelah menempuk jarak yang cukup jauh akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Segera kuketuk pintu rumahnya dan muncul lah seseorang yang ternyata kakak perempuan Rei. Ia agak sedikit terkejut dengan kedatanganku. Aku tersenyum padanya lalu bertanya “Atsu-san apa Rei ada didalam?”. “Ah ne, sepertinya tadi dia sedang tidur.”. Kemudian Atsu  mempersilahkan aku masuk. Aku menurut dan ikut masuk kedalam.
“Tumben sekali Ryuu kau datang kesini, bagaimana dengan kuliahmu?” tanyanya.
“Kuliahku lancar-lancar saja nee-san” jawabku.
 “Hmm, nee-san boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku. Atsu mengangguk “Mau bertanya apa?” ucapnya.
“Apa ada sesuatu yang terjadi pada Rei?” tanyaku. Atsu mengernyit bingung “Hmm, setahuku dia baik-baik saja. Malah akhir-akhir ini moodnya sedang bagus. Memangnya kenapa Ryuu? Jangan bilang kalian sedang ada masalah.” Selidiknya.
Aku hanya mampu mengangguk pasrah “Aku sendiri bingung nee-san. Tadi saat aku mengirimkan pesan padanya di a cuek sekali membalas pesanku.” Curhatku.
“Ya, mungkin saja dia sedikit kesal karena kamu baru mengiriminya sms sekarang.” Katanya.
“Tapi, ini baru yang pertama kalinya nee-san. Sebelum-sebelumnya aku juga pernah seperti ini tapi Rei tidak sampai bertindak begini” jelasku.
Atsu menghela napas. “Ckck, kalian ini ada-ada saja sih. Yasudah nanti biar aku saja yang bicara dengan Rei. Sekarang lebih baik kau pulang dulu. Kau pasti lelah kan” katanya.
“Tapi aku ingin menunggunya sampai bangun” kataku memohon.
“Aigo Ryuu, mau sampai kapan? Kau tau sendiri kan gadis pujaanmu itu kalau sedang tidur seperti orang mati =.=” katanya.
Setelah aku pikir benar juga.  *mwoya?jitakryuu*
Akhirnya kuputuskan untuk pulang dan menunggu kabar dari Atsu.
“Nee-san aku pulang dulu. Segera beritahu aku kabar darinya” ucapku.
“Ne, akan kukabari secepatnya. Ya tapi tentu saja tergantung selama apa dia tidur hari ini .______.”
Aku mengangguk lalu pergi dari rumah Rei. Ya, semoga saja masalah ini cepat selesai.

**

Rei POV

Aku terbangun karena mendengar suara mesin motor. Apa ada tamu? Pikirku. Aku segera keluar kamar dan menuruni tangga, kulihat atsu sedang duduk di ruang tamu. Hmm, sepertinya tadi memang ada tamu.
“Kak, tadi ada yang datang?” tanyaku sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.
“Oh, kau sudah bangun Rei”.
“Ia, tadi aku mendengar suara motor dari arah halaman” kataku.
“Itu tadi Ryuu. Dia kelihatan panik sekali mencarimu”.
“He? pria narsis itu kesini. Cih, bukannya dia sedang asyik pacaran dengan buku-bukunya -3-” sinisku.
 “Hei, itu juga kebiasaanmukan. Membaca buku sampai lupa waktu. Lagipula bukannya kau harusnya senang kalau Ryuka mu datang kesini.” Tanya atsu
“ENGGAK!” kataku.
“Yakin? Enggak kangen apa sama Ryuka mu itu. Udah lebih dari seminggu loh” godanya.
Ya kangen lah, tapi demi menjaga gengsi aku bilang saja tidak. “Eggak tuh” kataku berbohong.
“Hmm, kasian sekali Ryuu. Pacarnya ini tidak peduli padanya” ucapnya sambil melihatku dengan tatapan kasihan.
“Aku nggak seperti itu kok. Dianya juga begitu” ucapku membela diri.
“Rei, kamu kan tau dia itu sibuk sama sekolahnya. Sebagai pacarnya kamu harusnya bisa ngertiin posisi dia. Kamu nggak bisa maksa dia untuk selalu nemenin kamu”.
“ Aku ngerti dia sibuk sama sekolahnya. Aku juga nggak nuntut dia untuk harus selalu nemenin aku. Cuma untuk hari itu aja, hari ulang tahunnya. Masa dia nggak bisa. Padahal aku udah nyiapin kado buat dia. Kalo gini jadinya untuk apa aku susah-susah begitu.”  Ucapku panjang lebar.
“Jadi kamu nyesel nih?” tanya atsu. Aku menggeleng pelan. Atsu menghela napas.
“Kalian berdua ini memang merepotkan. Lalu sekarang mau bagaimana?” tanya atsu.
“Aku nggak tau. Bantuin aku yaaa... >.<” rengekku
“Hmm, apa boleh buat” atsu mengangguk setuju.

**

Ryuu POV
Mataku melirik kearah LG Cookie ku. Ini sudah yang ke 13 kalinya kulakukan sejak aku sampai di rumah tadi. ‘Rei sebenarnya kamu kenapa sih?’.
‘(L.O.V.E BOY) Yeah yeah Yes, we can fly to the sky high high
(L.O.V.E BOY) I want take u there baby’

Ponselku berbunyi. Segera kuraih ponselku dan ada 1 pesan disana.

From : Atsu nee-san
Hei, aku sudah bertanya pd gadismu itu. Dia sudah tdk marah. Dan ya coba tebak, dia sdg merengek ingin bertemu dgn mu sekarang -____-

Aku tertawa melihat pesan itu, seketika rasa cemasku hilang. Oke, Kau sudah berhasil membuatku khawatir gadis cengeng...
**
Rei POV
“Kak, aku pergi sebentar.” Teriakku.
ki o tsukete ne.” Jawabnya.
Baru saja hendak melangkahkan kaki keluar ‘aa’ ada yang tertinggal. Segera aku masuk lagi kedalam menuju kamarku. Kuraih bungkusan biru dengan hiasan pita ungu itu dari dalam lemari lalu kumasukan dalam tas ranselku dan melesat pergi.
*
Aku duduk di bangku taman dengan earphone dikedua telingaku. Lagu LOVE GIRL milik CN Blue mengalun indah disana. Tak terasa aku mulai hanyut mengikuti iramanya, sampai aku tersadar ada siluet manusia yang memperhatikanku dari belakang.
“Hyaa! Ngapain kamu disitu?” kataku sambil melepaskan earphone.
“Ngeliatin kamu.” jawabnya polos.
“.____. Ye.. tukang ketoprak juga tau itu mah.” Dia malah ketawa.
“Kenapa nggak langsung manggil aja sih?” tanyaku.
 “gimana mau manggil, kamunya heboh gitu.” Jawabnya.
“Masa sih? Haha” aku malu sendiri. Dia geleng-geleng kepala.
Tiba-tiba hening, tidak ada satupun dari kami yang bicara. Aigo, aku benci suasana seperti ini.
“Ehem,”  dia berdehem
“Ehem,ehem..” balasku.
“Yak! Masa gitu sih Rei -.-“ protesnya.
“Lah, siapa suruh kamu begitu. Udah kayak lagi checksound aja -3-”
“Oke-oke, kita to the point aja nih?” tanya Ryuu. Aku mengangguk.
“Kamu kemarin kenapa? Nggak biasanya kayak gitu.”
“Kemarin aku cuma lagi bad mood aja kok” jawabku.
“Yakin? Nggak ada yang lagi disembunyiin kan?” tanyanya lagi.
“Hmm, Iya” jawabku agak ragu. Kami berdua terdiam sejenak.
“Maaf ya akhir-akhir ini aku nggak bisa sering-sering sms atau telepon kamu. Jadwalku nambah banyak dan nggak bisa ditinggal.” Ryuu memulai percakapan.
“Iya. Nggak apa-apa. Aku ngerti.” Kataku.
Ryuu menghela napas “Bisa nggak kamu bilang kata-kata lain selain itu?”. Aku menoleh padanya. “Kadang aku ngerasa terlalu maksain kamu untuk ngertiin kondisi aku. Tanpa peduli gimana perasaan kamu yang sebenarnya.”
“Aku juga bingung, kenapa bisa bilang begitu. Padahal aku belum tentu sanggup” kataku. “Tapi kalau ingat yang bilang ke aku itu kamu, aku selalu ngerasa harus sanggup.” Tambahku.
**
Ryuu POV
“Aku juga bingung, kenapa bisa bilang begitu. Padahal aku belum tentu sanggup” katanya. “Tapi kalau ingat yang bilang ke aku itu kamu, aku selalu ngerasa harus sanggup.” Tambahnya.
“Arigatou” kataku.
Dia tersenyum lembut.
“Umm, ada sesuatu untukmu.” ucapnya tiba-tiba. Ia membuka tas ranselnya lalu mengambil sebuah bungkusan berwarna biru dengan hiasan pita ungu.
“Ini untukmu.” Katanya sambil menyerahkan bungkusan itu padaku. Raut wajahnya memerah, polos sekaligus melas. Haha lucu.
“Ini?” tanyaku masih bingung.
“Itu kado ulang tahunmu yang belum sempat aku berikan saat itu.” Katanya.
“Ah kamu gimana sih Rei, masa baru ngasih sekarang” kataku.
“Hyaa!” ia menyikut lenganku.
“Siapa coba yang waktu itu bilang lagi sibuk dan nggak bisa diganggu, padahal aku udah nunggu 1 jam di depan kampus untuk ngasih kado itu” katanya berapi-api.
“Aigo, maaf Rei. Aku kan nggak tau.” Kataku. Ia mendengus kesal.
“Ayolah, jangan gitu. Senyum dong, ntar nggak keliatan cantiknya loh.” Rayuku.
“Hih, dasar gombal =.=” katanya bergidik jijik.
“Tapi seneng kan digombalin? ;D kekeke..” godaku.
“Itu cuma berlaku kalo yang ngegombalinnya Changmin TVXQ :p” katanya sambil berlari keluar taman.
“Heh, awas kau ya!!” Teriakku segera mengejarnya.

-FIN-


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar