RSS

Maaf, aku sedang jenuh

Sabtu malam 20.05. seperti biasa aku udah stay di deket ponsel LG GW300 kesayangan ku nungguin ID caller someone out there muncul di layar ponsel LG ku itu. Yah, bener aja beberapa detik kemudian ponselku bunyi dan tentu aja nama dia yang muncul di layarnya. Tapi, ada yang beda. Aneh, nggak biasanya kayak gini. Nggak ada tawa, rasa deg-degan yang biasanya langsung menguar dan menjadi satu menciptakan euforia tersendiri waktu menerima pesan dari dia. Hambar, datar, dan terkesan monoton. Itu yang aku rasakan. Mungkin ini memang waktunya aku untuk mengalami masa-masa seperti ini. Maaf untuk dia yang tanpa alasan jelas sudah aku buat kesal. Terima kasih atas pengertiannya. Aku hanya sedang jenuh sekarang :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Just Mystory) Sweet Birthday

Title     : Sweet Birthday
Genre : Romance
Rating  : PG – 13
Cast     :Shin Ah Rin
             Song Joong Ki
             Shin Joo Yeon (Ah Rin Umma),Kim Seohyun, Jung Yoona (cameo)


***

Author POV

Gadis berambut hitam sebahu itu menggeliat pelan dibalik selimut tebalnya. Kelopak matanya membuka perlahan memperlihatkan kedua bola matanya yang indah kecokelatan. Ia kemudian duduk di tepi ranjang terdiam, mencoba mengembalikan seluruh kesadarannya. “Aigo, jam berapa ini?” tanyanya masih dalam keadaan setengah mengantuk, diraihnya ponsel yang tergeletak di atas meja itu. “Eh,1 pesan masuk? Dari Seohyun?” ucapnya. Segera saja ia membuka pesan singkat itu.

From : Seohyunnie
Saengil Chukahae Ah Rin :D

Chukahae? Gadis itu segera menoleh kearah kalender yang tergantung di dinding. Hari itu tepat tanggal 13 Juli. Ia menepuk dahinya pelan “Kyaaaa..bagaimana mungkin aku bisa lupa kalau hari ini ulang tahunku” teriaknya \(!!˚˚)/ \(˚˚!!)/. Gadis itu segera melompat turun dari kasur dan keluar dari kamarnya. Suara langkah kakinya terdengar ribut saat menuruni anak-anak tangga.


###
Ah Rin POV

Aku tertawa sambil mengamati timeline twitterku yang kini telah terisi ucapan-ucapan selamat ulang tahun, entah apa yang ku tertawakan dari deretan tulisan-tulisan itu (). Yang jelas saat aku melihatnya tiba-tiba saja aku sudah dalam keadaan tertawa. Hmm..aku tak menyangka banyak juga yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku (ʃƪ˘˘)(˘˘ʃƪ). 
‘dddddrttt..ddddrtt...dddddrtt..’ tiba-tiba saja ponselku bergetar. Woa, ada pesan masuk. Segera saja aku membuka semua pesan singkat itu. Aku semakin tertawa melihat semua isi pesan itu. Ada rasa senang, bahagia dan terharu yang menyeruak saat membacanya. Ulang tahun kali ini terasa begitu menyenangkan.   
            “Ah Rin” lamunanku buyar saat mendengar panggilan umma. Aku segera menutup laptopku dan berjalan kearah umma yang sedang ada di dapur. “Iya umma ada ap-, woaaa~” Aku hampir terpeleset saat melangkahkan kaki ke dapur . “Ige, mwoya(apa-apaan ini)?” teriakku \(!!˚˚)/ \(˚˚!!)/. Umma hanya terkekeh geli melihat ekspresiku. “Umma, kenapa dapur kita hancur begini? Aigo..” aku menatap miris melihat kondisi dapur rumahku sekarang. Apa yang diperbuat umma sampai dapur rumah jadi begitu menyedihkan seperti ini? Щ(ºДºщ)
“Mian, Ah Rin-ah, tadinya umma ingin membuat kue ulang tahun untukmu. Tapi, malah jadi hancur berantakan seperti ini” jawabnya, raut mukanya memelas.
Aku menghela napas saat mendengar jawabannya itu. Bagaimana tidak, ummaku ini paling buruk sekali kalau soal membuat kue. Sudah berapa kali dia mencoba membuatnya dan hasilnya selalu sama, blackforest ==> Gosong (_”)
“Umma, kenapa tidak memesan kue saja sih?. Umma tahu kan keahlian umma dalam membuat kue itu masih sangat diragukan” tanyaku.
‘PLETAKK’ sebuah jitakan mendarat manis di kepalaku.
“Aww,appo” ringisku sambil memegangi kepalaku. “Siapa suruh kau mengejek umma mu seperti itu” ucapnya sambil menatapku dengan death glare-nya.
‘Aish’ aku mendesis pelan. 
“hhhh~ apa boleh buat. Yasudah kita pesan kue saja kalau begitu” ucapnya tiba-tiba berubah riang.
“Bagaimana Rin-ah, kau setuju?” tanyanya meminta persetujuanku. Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.     
Aku menatapnya takjub, terkadang aku berpikir apa dia itu benar-benar umma ku? Sikap dan perilakunya sangat berbeda jauh denganku yang lebih terkesan diam, cuek dan yah mudah emosi. Umma ku itu lebih seperti teman bagi ku, sifat kekanak-kanakannya terkadang muncul saat kami berdua bersama. Wajar sih mengingat usianya denganku hanya terpaut 19 tahun dan lagi sekarang kami hanya tinggal berdua. Adik ku sekarang tinggal di Jepang bersama paman dan bibi ku. Sementara ayahku, ia sudah meninggal setahun yang lalu. Aigo.. kenapa mataku jadi panas begini. Tidak, tidak, jangan sekarang. Aku berusaha keras menahan cairan hangat yang kini telah mengumpul di pelupuk mataku. Umma menepuk bahuku “Rin-ah gwaenchana(kau baik2 saja)?”. Aku menyeka titik-titik air mata yang telah lolos dari pelupuk mataku “Gwaenchanayo, hehe” aku mencoba tertawa meskipun terlihat dipaksakan. Seperti bisa menerawang ia menepuk puncak kepalaku dan mengusap helaian rambutku “Kau pasti teringat appamu kan?” tanyanya. Aku menunduk. Ulang tahunku yang ke-16 ini memang ulang tahun pertamaku tanpa kehadiran appa. Aku cepat-cepat menyeka kembali air mata yang mengalir di pipiku. Tidak seharusnya aku seperti ini. Bukan aku saja yang sedih atas kematian appa, tapi umma lah yang paling sedih karena kejadian itu. 

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Hari ini tidak boleh ada kesedihan, ya aku harus semangat.
“Umma, kapan kau akan memesan kuenya?” tanyaku.
“Hmm,mungkin setelah umma selesai membereskan seluruh kekacauan di dapur kita ini” jawabnya.
“Oh,baiklah”.
“Eh? Rin-ah, kau belum mandi ya?” tiba-tiba umma menutup hidungnya. “Kenapa bau sekali sih” ucapnya.
“He? Iya sih. Tapi, apa sebau itu ya?” tanyaku. aku mengendus bajuku, hm..wangi kok ~(‾‾)~ .
“Lalu ini bau apa?” tanya umma. Tunggu, sepertinya aku hafal bau ini, ini seperti bau sesuatu yang terbakar. Aku cepat menoleh ke suatu benda di sudut meja dapur.
“Umma!!!! Sudah ku bilang jangan membuat kue lagi ψ(A´)ψ “ teriakku.
“Kyaaa,Rin-ah bagaimana ini?” ia menjerit histeris sambil ribut mengutak-atik oven kesayangannya itu. 
###
Aku baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Kulirik jam dinding kuning berbentuk winnie the pooh itu yang kini telah menunjukan pukul 07.30. Masih tersisa 30 menit lagi sebelum jam 08.00.
‘ddddrrt..dddrt..dddddrrt’ ponselku kembali bergetar, aku langsung meraihnya dan yah..ternyata dari Yoona.

From : Yoona
Hoy, Rin-ah kau dimana, cepat ke sekolah! Banyak sekali yang harus kita bereskan hari ini \(˘o˘)ʃ

Aku melempar ponselku ke kasur. Bodoh sekali kalau tadi aku berpikir pesan itu dari namja(laki2) sok sibuk itu. Tapi, apa dia tidak ingat hari ini ulang tahunku? (┌','┐)  Hhhh~ sudahlah tak ada gunanya ku pikirkan. 
Aku memutuskan untuk turun ke bawah dan  berdiam diri di sofa ruang tamu. Sesaat kemudian umma datang dan duduk di sebelahku.
“Aigo, lelah sekali ternyata membersihkan dapur itu” gumamnya.
“O’, rin-ah kau mau kemana? Rapih sekali?” umma bertanya padaku.
“Aku mau ke sekolah, Yoona bilang kami harus datang untuk membersihkan perpustakaan sekolah” jawabku.
“Oh, begitu”. Sejenak kami berdua terdiam. Aku sibuk mengutak-atik ponselku. Masih berharap kalau namja sok sibuk itu akan mengirimkan ku pesan.
“Oh ya Rin-ah, Joong Ki bagaimana kabarnya?” tanya umma tiba-tiba. Mood ku yang dari awal sudah tidak bagus menjadi semakin berantakan saat mendengar namanya.
“Tidak tahu, dan aku tidak peduli bagaimana kabarnya sekarang” jawabku sinis.
“Benarkah? Tapi sepertinya tidak seperti itu. Kau sedang menunggu pesan darinya kan?” tanya umma.
Aku benci sekali mengakui kalau kata-kata umma yang satu itu benar.
“Dia bahkan tidak mengirimkan kabar sejak 2 hari yang lalu. Sepertinya dia senang sekali membuatku memenuhi pikiranku dengan hanya bayang-bayang dirinya” kata-kata melankolis itu meluncur begitu saja dari bibirku.
“Mungkin saja dia sedang menyiapkan kejutan untukmu Rin-ah” tebak umma.
“Entahlah, aku tidak banyak berharap itu akan benar terjadi” jawabku. Umma sepertinya mengerti keadaanku, ia lebih memilih diam dan tidak bertanya lebih jauh lagi padaku.
“Uwaaa, sudah jam 8. Umma aku harus segera pergi, kalau tidak nyawaku akan dalam bahaya” segera aku bergegas pergi meninggalkan umma yang masih terdiam di ruang tamu.
###
Aku mengarahkan kaki ku dengan malas ke arah perpustakaan. Kenapa di saat libur sekolah seperti ini kami di suruh masuk sih?
Akhirnya aku sampai di depan pintu perpustakaan,  ‘sepertinya belum ada yang datang’ pikirku. Terpaksa aku mengerjakan semua sendirian. Beberapa menit berlalu, aku mengistirahatkan tubuhku sebentar di salah satu kursi. Lumayan melelahkan.

Tiba-tiba..
“Rin-ah!!” seseorang menepuk bahuku keras dari belakang.
Aku menoleh dan “Saengil chukahamnida” seru mereka berbarengan.
‘Wow’ aku terkejut (¬_¬"). Teman-temanku yang tergabung dalam kelompok pustakawan sekolah secara bergantian menyalami ku. Dan sosok itu, sudah kuduga dia yang merencanakan semua ini. “Yoona!!!, tunggu pembalasanku nanti ψ(A´)ψ” teriakku.

###    
 “Aku pulang”.
“Wah, kau sudah pulang Rin-ah” umma tiba-tiba muncul dari dapur.
Aku menghempaskan tubuhku di sofa. “Kenapa baru pulang jam segini?” tanya umma.
“Tadi aku jalan-jalan dulu ke toko buku. Ada satu buku yang ingin kubeli. Tapi sayangnya buku itu sudah tidak dicetak lagi” jawabku.
“Yasudah, kau cepat mandi dulu sana. Lalu lekas makan kue yang tadi umma pesan. Ck, kau kelihatan lelah sekali”
“Ne(iya)” aku segera ke atas menaiki tangga menuju kamarku.

-few minutes later-




“Waaah” aku menatap kagum potongan cake dihadapanku itu. Aku menyendok(?) potongan cake itu dan siap memakannya tapi, tertunda oleh ponselku yang bergetar. Ada 1 pesan lagi dan sekarang pesan itu dari Joong Ki (˛)..Joong Ki ('o')..kyaaa... \(´`)/

From : SJK –busy man-
Annyeong (ˆˆ~), kau sedang apa Rin-ah?

Oh, gee..rileks..rileks..aku mencoba mengatur detak jantungku yang sudah tak beraturan ini.

To : SJK –busy man-
Annyeong, aku sedang makan. Kenapa?
From : SJK –busy man-
Tidak apa-apa, hehe. Oya, apa kau sedang ada di rumah?
To : SJK –busy man-
Iya

Karena pesan balasan darinya lama, aku memutuskan melanjutkan acara makan cake ku yang tadi sempat tertunda. Baru saja satu suapan ponselku bergetar lagi, aku membaca balasan pesan darinya dengan mulut yang masih mengunyah cake “..baguslah kalau begitu. Bisa kau bukakan pintu sekarang? Aku ada di depan rumah-Uhuuk..” aku tersedak demi membaca pesan darinya. Aku segera berlari turun menuju pintu depan, tak ku hiraukan pandangan umma yang menatapku aneh. Aku mengintip dari jendela dan benar saja ia ada di depan rumah sekarang.
“Umma!!! Bagaimana ini?” jeritku histeris \(!!˚˚)/ \(˚˚!!)/
“Kau ini kenapa sih?” tanya umma heran.
“Joong Ki, dia ada di depan rumah sekarang Щ(ºДºщ)”
“hhhh~, kau tinggal bukakan pintu untuknya dan temui dia. Apa susahnya sih? (_”)” lagi-lagi umma menjawab dengan jawaban yang tukang ketoprak juga tahu itu.
“Kalau begitu umma tunggu disini, aku mau ganti baju dulu” kataku. Umma hanya mengangguk mengerti.

-few minutes later-
Aku sudah kembali dengan sweater coklat lengan panjang, beanie warna senada dan jeans selutut. Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, semoga saja aku tidak tiba-tiba pingsan dihadapannya ().
            “Annyeonghaseyo” sapaku. Namja itu tersenyum padaku. Ia masih menungguku di luar sejak tadi. “Kau tidak mau masuk kedalam?” tanyaku. “Tidak usah, disini saja” jawabnya. “oh” aku menggumam. Ck, kenapa kalau bertemu jadi canggung begini sih. “Rin-ah kau dengar aku?” suara Joong ki membuyarkan lamunanku. ‘aish, kenapa tadi melamun,babo’ omelku dalam hati. Tadi dia minta apa? Kresek? He? Ada-ada saja.
            “Umma,aku minta kresek satu ya”. “Ne, ambil saja” jawab umma. Sedetik kemudian aku kembali dengan sekantung kresek ditanganku. “Ini” kataku sambil memberikan kresek itu padanya. “Kresek? Rin-ah bukankah tadi aku bilang keset ya?”tanya Joong Ki bingung.
‘Eh?’ Σ( °┌┐° !! ). Joong Ki tertawa. “Tadi di jalan motorku tidak sengaja melewati kubangan air dan sepatuku jadi basah. Makanya aku pinjam keset.” Aku masih terdiam, saat itu juga ingin rasanya aku mengubur diriku dalam-dalam agar muka ku yang semerah kepiting rebus ini tertutupi.
            Aku segera kembali kedalam dan membawa keset yang dimaksud Joong Ki. “Ini” kataku. “Gomawo” ucapnya. Kami berdua duduk di teras rumah. Tak ada satupun kata yang terucap. Aku sungguh benci suasana seperti ini. 
“Mm,,Rin-ah bagaimana kalau kita ke taman?” ajaknya.
“Ne, kajja” jawabku.
###
“Hmm” gumamku. Aku segera mengambil tempat duduk di kursi taman persis di dekat kumpulan bunga Iris. Sementara Joong Ki dibelakangku mengikuti. “Wah, aku sudah jarang sekali ke tempat ini” kataku. Joong Ki menepuk kepalaku lembut “Aku janji, lain kali kita akan lebih sering ke tempat ini”. Aku tersenyum mendengarnya. “Aigo, aku sampai lupa” joongki membuka tas ransel yang di bawanya dan mengeluarkan sebuah kotak tipis berwarna biru muda dengan pita ungu diatasnya. “ini, untukmu” ucapnya. “Apa ini?” tanyaku. “Kau buka saja” jawabnya. Aku membuka kotak itu dan “kyaaa..” aku mengambil sebuah buku dari kotak itu. Aku memandang Joong Ki dengan tatapan tak percaya. “Aku bingung mau memberimu hadiah apa. Jadi aku belikan saja buku itu. Kudengar kau sangat ingin membelinya. Maaf, aku hanya bisa memberikan itu ” ungkapnya. “Oh, dan satu lagi”. Ia mengeluarkan sehelai kertas “Tadinya aku ragu untuk memberikannya. Tapi, yasudahlah. Aku sudah terlanjur membuatnya”. Aku menerima kertas dan “Mwo?” aku tertawa geli melihat kertas itu yang ternyata berisi gambar wajahku. “Kau yang membuat ini?” tanyaku. “I-iya” jawabnya, dalam gelap malam aku masih bisa melihat wajahnya yang memerah. “Gomawo, aku suka gambar ini” ucapku. Ia tersenyum lega “Syukurlah, kalau kau suka”.
        Kami berdua tertawa. Lumayan untuk mencairkan suasana. “Sudah sejauh ini tetap saja kalau bertemu selalu gugup” kataku. “Yang gugup itu kau, aku sih biasa-biasa saja” joong ki membela diri. Aku menatapnya tepat di kedua bola mata cokelatnya itu “Benarkah?”. “Eh? Be-benar” ia lalu memalingkan wajahnya lurus kedepan. “haha” aku menepuk bahunya “Baru seperti itu saja kau sudah gugup begitu” ejekku. “Ish, awas kau ya” ancamnya. Aku terus tertawa tanpa menghiraukan ancamannya dan lama kelamaan iya ikut tertawa bersamaku.
“Hhhh..lelah juga tertawa terus” kataku. ‘PUK’ aku menyandarkan kepalaku dibahunya. Ia sedikit terkejut karena ini memang yang pertama kalinya. Tapi lama kelamaan iya terbiasa dan mulai mengusap rambutku lembut. “Apa bersandar dibahuku begitu nyaman?” tanya Joong Ki. “hmm” aku bergumam. “Ck, sepertinya kau sudah mengantuk ya?hhh~ sepertinya aku harus merelakan bajuku basah” ucapnya. Aku memukul lengannya pelan “Kau pikir aku ini anak kecil yang masih ileran apa”. “Sampai kapanpun kau itu tetap anak kecil bagiku” jawabnya. “Ayo,sebaiknya kita pulang. Udara disini semakin dingin. Tidak baik untuk kesehatanmu” ajaknya. Aku mengangkat kepalaku dari bahunya. “Tunggu dulu, kau belum mengucapkan selamat ulang tahun padaku” aku protes padanya. Iya mengacak rambutku pelan. “Baiklah. Saengil Chukahae uri chagi Shin Ah Rin” ucapnya. Aku tersenyum sambil menatap wajahnya, kudekatkan wajahku kearahnya hingga kini hanya tinggal berjarak beberapa senti saja. Ia perlahan memejamkan kedua matanya dan “Joong ki-ya, ada bulu matamu yang jatuh. Aku takut kau kelilipan” kataku sambil menyingkirkan bulu matanya yang jatuh itu. Tak ada jawaban dari Joong ki. “Kau kenapa?” tanyaku. “Tidak, tidak apa-apa” jawabnya. Tunggu, tunggu,tapi kenapa wajahnya memerah? Jangan-jangan.. “Bwahahaha, joong ki-ya jangan bilang kau mengira tadi aku akan menciummu?” tanyaku. Ia tak menjawab tapi wajahnya makin memerah. Aku tertawa semakin keras. “Yaak! Berhenti menertawakanku” pintanya. “Mian, haha, aku tidak bisa berhenti tertawa kalau sudah seperti ini” ucapku mencoba menghentikan tawaku.
Tiba-tiba..
Chu~ Ia mengecup pipiku lembut. ‘Eh?’ Σ( °┌┐° !! )
“Haha, 1 sama” tiba-tiba ia tertawa dan berlari keluar taman. “Awas kau Joong Ki!!! Akan ku-, Kyaaaa..”
‘BRUK’ aku terjatuh karena tersandung batu.
“Aww,appo” aku meringis sambil memegangi lututku. Joong Ki yang melihatnya langsung menghampiriku.
“Rin-ah, gwaenchana?” ia terlihat khawatir.
Aku mengangguk. “yak! Lututmu berdarah” ia semakin khawatir. “Tidak apa-apa Joong Ki-ya. Kau tak perlu cemas. Aku baik-baik saja” kataku. Aku berusaha berdiri tapi aku malah terjatuh lagi. “Lihat, kau tidak sedang baik-baik saja” ia sedikit membentakku. Ia lalu berjongkok membelakangiku. “Eh? Kau mau apa?” tanyaku. “Cepat naik” jawabnya. “Naik kemana?” tanyaku bingung. “Tentu saja naik ke punggungku, yeoja(perempuan) babo” perintahnya. Dengan terpaksa aku menuruti perintahnya.
            “Aigo, kau berat sekali” katanya. “Ish, kalau begitu turunkan aku sekarang” ucapku. Ia tertawa “Begitu saja kau marah”. “Habisnya,kau itu senang sekali sih mengerjaiku” kataku. “hehe..Maaf ya karena aku lututmu jadi luka begini” ia terdengar menyesal. “Sudahlah luka ini bisa hilang kok, asal jangan hatiku yang kau lukai. Kalau itu terjadi entah aku bisa memaafkanmu apa tidak” kataku. “Tidak, aku tidak akan melukaimu lebih dari ini” ucapnya.
            Jalanan yang kulalui dengannya mulai sepi. Yang terdengar hanyalah hembusan angin yang menghempas dedaunan pohon. Aku perlahan menutup mataku. “Rin-ah?” tanya Joong ki. “Ngg?” gumamku. “Kau mengantuk?” tanyanya lagi. “Iya” jawabku. “Kalau begitu tidurlah” katanya. Kesadaranku semakin hilang, namun sayup-sayup suaranya masih bisa kudengar. “Saranghae” bisiknya. “Na do saranghae” gumamku pelan.     


                                                                   THE END




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Corat-coret) If we're not in the same class -Amel ver.-

Terkadang saya berpikir jauh flashback saat 4 tahun yang lalu. Ketika saya melepas seragam putih merah saya. Saat itu saya sudah diterima di SMPN 01 Cikarang Utara. Awalnya saya sempat ragu karena di sana lingkungan yang baru bagi saya. Apalagi teman -teman yang berasal dari SD yang sama dengan saya nggak terlalu banyak. Kalaupun ada cuma beberapa orang aja, dan itu juga nggak satu kelas dengan saya. Saya bingung, galau, khawatir dan cemas kalau-kalau nggak bisa adaptasi dengan murid-murid lain. Tapi untungnya setelah diselidiki dengan cermat,tepat, dan akurat ada salah satu teman dari SD saya yang satu kelas dengan saya. As you know, dialah orang yang ngebuat saya harus nginget namanya, seorang cewe tinggi + jutek yang nggak pernah sama sekali terpikirkan oleh saya bakal bisa jadi sahabat terbaik saya sampai hari ini. Selama hampir 4 tahun ini selalu pulang-pergi di bawah satu atap mobil yang sama. Selama 1 tahun udah nemenin saya ngobrol di satu meja yang sama, udah mau ngedengerin semua ocehan saya yang kadang nyenengin tapi kadang juga ngeselin. Kangen banget pengen kayak dulu lagi, kemana-mana kan kita pasti bareng ya. Haha, jajan bareng, ke WC(?) bareng, main bareng kalo nggak di rumah saya ya di rumah kamu. Sampe-sampe kita di panggil soulmate sama gishela karena terlalu banyak bareng XD . Makasih banyak buat AMELIA DWI ASTUTI atas semua tawa,canda,dan air mata  yang udah saling kita bagi*lebay ah. Makasih atas keikhlasannya selama 1 tahun ini duduk di sebelah saya jadi bahan ejekan saya. Ah pokoknya diapa-apain terima-terima aja. Makasih juga atas kepercayaannya untuk nyeritain semua curhatannya ke saya, nggak peduli itu urusan umum sampe ke hal yg paling pribadi banget. Pokoknya saya stay 24 jam lah untuk denger curhat anda*alfa mart kali 24 jam. tinggal calling ke nomor saya aja, oke :D . Terakhir saya mau ngucapin makasih buat kesempatan yang dikasih ke saya untuk jadi salah satu sahabatmu. Semoga kita bisa jadi sahabat selamanya lah, ache n aphe juga ya. Sampe nanti udah jadi nenek-nenek, terus foto-foto kita ditunjukin ke anak-cucu kita deh. Haha, okelah cukup sekian corat-coret dari saya. Semoga orang yang bersangkutan baca :D . 

~Special thanks for my beloved class 7.4 yang menjadi wadah awal tumbuhnya persahabatan ini. Sebagai saksi tingkah konyol kita selama 1 tahun disana. Juga sebagai saksi kalo kita nggak akan pernah yang namanya musuhan lagi, cukup waktu itu untuk yang terakhir kalinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Corat-coret) Yeay finally it's 4 June 2011

Assalamualaikum readers :D
berjumpa lagi kite, kali ini author mau berbagi cerita sama para readers yang termasuk K-Pop lovers terutama para ELF. Wow, pasti udah pada siap-siap nih mau malming nonton abang-abang Super Junior di Istora Senayan. Ya walopun missing Siwon :( tapi nggak apa-apa lah pasti tetep seru ya. Hmm..sebenernya sih author nggak ikut nonton, bukannya nggak mau tapi emang nggk ada ongkos + pasti ngga dibolehin sama papa dan mama tercinta. Jadi harus cukup puas lah nunggu sampe video-videonya diunggah di youtube. Buat yang nonton tolong potoin donghae ya  T.T aduh pengen banget lah itu ketemu abang ikan dari deket. Kapan lagi coba mereka ke Indonesia *sigh. Ayo ELF yang semangat nanti soalnya kalo kalian pada antusias nontonya ada wacana kalo SS4 juga bakal diadakan di Indonesia ^.^. Pasti pada nunggu banget kan tuh konser,hehe. Okelah cukup sekian corat-coret dari saya untuk hari ini. Masih galau saya gara2 nggak bisa nonton donghae -____-. Mudah-mudahan KIMCHI 2011 sukses, akhir kata dari saya wassalam.wr.wb

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Corat-coret) Seminggu ketemu Mr.meatball

Assalamualaikum,
oke readers, kali ini edisi corat-coret bakal ngebahas tentang seminggu keseharian saya di sekolah tercinta.

Waktu : Senin, 23 Mei 2011.
Tempat : kantin sekolah
waktu itu habis sholat, saya & kawanan anak ashorty ke kantin. Jalan dari satu kantin ke kantin lainnya tapi bingung mau beli apaan. Akhirnya mata saya memilih satu snack berwarna hijau bertuliskan 'Go! Potato'. Dengan bermodalkan uang seribu rupiah akhirnya saya dapatkan itu snack. Nah selagi nunggu kawanan ashorty yang lain selesai, saya sama Alvi nunggu di depan. Eh, pas lagi enak-enaknya ketawa muncul dah tuh si Mr.meatball sama antek-anteknya#baca : temen-temennya. Langsung aja saya pasang tampang pura-pura ngk liat padahal si Alvi udah berkoar-koar ngeledekin.

  
Waktu : masih hari senin.
Tempat : depan perpus
gara-gara om jemputan yang belom dateng, saya bareng Ismi,Iin sama Dinar nungguin di depan perpus. Sebenernya waktu itu tuh udah ada firasat gimana gitu. Ck, ternyata bener si Mr.meatball ada di deket perpus. Dua kali aja tuh -___-


Waktu : Selasa, 24 Mei 2011
Tempat : deket auditorium
saya lagi di dalem jemputan mau pulang. Eh, pas nengok keluar jendela nggk sengaja ngeliat dia. Ckck, Mr.meatball belepotan cake. temen-temennya lagi ngerayain ultah.


Waktu : Rabu, 25 Mei 2011
Tempat : koridor depan X.8
demi menjalankan tugas ekonomi anak-anak ashorti bergerombol ke perpus. Waktu ngelangkah keluar kelas sih masih fine-fine aja. Tapi bahaya(?)baru mengancam saat mendekati daerah koridor. 'Sssaahh' Mr.meatball lagi ada disitu O,O" sama temen-temennya. Bermodal nekat saya pura-pura nggak tau lagi aja lah --". Walaupun itu tuh mereka-mereka udah pada bisik-bisik waktu saya lewat. Saya tetep coba stay cool jalan kedepan.


Waktu : Kamis,26 Mei 2011
Tempat : deket ruang OSIS
karena ngeri didemo anak-anak ashorty, Mr.Glenn guru IEC akhirnya mengabulkan permintaan mereka. Alhasil hijrahlah kita ke ruang IEC yang ada dideket kelas XII.IPS 5#kalo g salah itu. Dan ya rute perjalanan yg diambil bagussssss bgt .______. lewat WC yang otomatis lewat kelas Mr.meatball juga. Beruntungnya lagi Mr.meatball sama temen-temennya lagi ngumpul tuh di depan kelas >~<, argh...ampun dah. Saya stop disitu, mau balik tapi nanggung udah diklakson sama annis+jeje disuruh cepetan jalan. Terpaksa deh, pasang tampang pura-pura gatau lagi meskipun kliatan bgt kepaksanya. Jalan kedepan dengan gaya sok angkuh yg di lebay-lebayin & diiringi ledekan annis+jeje. Haduh...makin nambah dag-dig-dug aja dah saya. Hualah, belum berhenti sampe disitu tuh. Pulang sekolah dia sama temen-temennya lewat depan kelas ketemu lagi dah ~-~.


Waktu : Jumat, 27 Mei 2011
Tempat : sepanjang jalan X.1 - X.4
baru nyampe disekolah nih, terus disamperin Rizka. Ngobrol deh sebentar. Sampe depan X.1 Mr.meatball muncul lagi >-<. Dia juga baru dateng. Cuma kali ini dia nggk nyadar ada saya. Jadi saya nggk perlu repot pura-pura nggk tau lagi. Di depan koridor saya belok dia lurus, haha.



Ya begitulah, rangkuman seminggu kejadian saya ketemu sama Mr.meatball. Ckckck, bener-bener mengejutkan bisa sampe berturut-turut begitu. So, sekian dulu edisi corat-coret hari ini. semoga menghibur readers sekalian. akhirkata dari saya wassalamualaikum wr.wb

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Lirik Lagu) Park Bom - Don't Cry

Translation
LOVE seems to change so easily,
In place of our own greed, a painful scar is left,
Gotta let you go
And please don’t cry
I guess I was not really the person for you
I couldn’t hold back my stupid heart
Which pained you
And please don’t cry
Refrain:
Here is the end for the both of us,
And until the world would allow our love then,
Chorus:
It’s okay baby please don’t cry,
This long journey is about to end.
But someday, we will meet again,
In the next life, we will see each other again
Verse Two:
Everyday, we are blinded by our anger,
What we were fighting about every minute,
What we were fighting about every minute,
I cried every night,
Baby I cried
All the long nights
I stayed up late crying,
I spent them all alone
Baby I cried
Refrain:
Here is the end for the both of us,
And until the world would allow our love then,
Chorus:
It’s okay baby please don’t cry,
This long journey is about to end.
But someday, we will meet again,
In the next life, we will see each other again
Bridge:
Sometimes, when tears come to me,
I remember our beautiful memories
I hope that you won’t be hurt more,
And please don’t cry
Chorus:
It’s okay baby please don’t cry,
This long journey is about to end.
But someday, we will meet again,
In the next life, we will see each other again

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Corat-coret) Tentang saya

Kata temen-temen saya itu orangnya pendiem,nggak banyak omong,& sedikit bicara.*apa bedanya itu???
Terus kalo ngomong tuh keciiiillll banget suaranya. Mereka juga bilang saya harus pake toa biar suaranya lebih keras*pinjem dian, jadiin toa. Saya cuma bisa bengong & terima apa adanya*pasrah. Bener deh, sampe sekarang masih nggak ngeh sama pendapat mereka, hehe. Padahal di kelas masih ada yang jauuuuuhhh lebih diem dari saya. Tapi, ya gapapa lah. Justru dari diemnya itu, saya jadi lebih dikenal. Hoho ^,^ .

Eitss,, tunggu dulu. Tadi kan baru kata temen-temen saya. Sekarang ada pendapat berbeda dari sahabat dekat saya. Kalo kata mereka-mereka*tunjuki satusatu* saya itu orangnya pendiem tapi bawel. nah loh, pendiem tapi kok bawel? haha. emang bener sih, saya itu sebenernya termasuk orang bawel apalagi kalo udah cerita ini cerita itu. Hadeuh, bisa sampe berbusa ini mulut nyerocos terus. Ya walopun nggak sampe banjir lokal sih.

Mungkin juga dari faktor tempat sama kecocokan gitu kayaknya. Kalo di sekolah saya lebih tertutup & cuma sama beberapa orang doang buka-bukaannya*?*. Hmm, satu lagi nih. Ada juga yang bilang saya ini JUTEK?*akibatgaulsamarizka*==>ditabok yg punya nama. Gimana ya, mau bilang iya tapi sebenernya nggak jutek2 bgt lah. Standar kok, hehe. Itu cuma efek dari sifat diemnya saya aja, jadi pada ngiranya saya nggak mau gabung/main sama yg lain. Ya kalo dari hati yg paling dalam sih. Saya itu orangnya asyik kok :3, nggak ngbosenin sama bersahabat*wowowo promosi* jadi jangan takut u/ temenan sama saya, okey :D.

Yasudah, cukup sekian dulu lah edisi Corat-coret hari ini. Udah ditunggu tetangga depan rumah soalnya, haha XD. maaf kalo ada kata-kata yg kurang sopan/bikin sakit hati. Terimakasih yg udah nyempetin singgah di blog saya & mau baca postingan saya ini, kalo bisa dikomen juga ya :D. Akhir kata dari saya
wassalamualaikum.wr.wb

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Corat-coret) Ganti lagi, haha XD.

Yuhuu.. ada yang beda kah dari tampilan blog saya?. Wakakakak..entah ini udah yang keberapa kalinya saya ganti background -.- . Yang suka dateng ke blog saya pasti kesel tuh, tiap nengok ke blog sini pasti udah ganti lagi, haha. Tapi tenang insya allah saya orangnya setia kok*wink ==> abaikan.
Ya mudah-mudahan aja ini u/ yg terakhir kalinya saya ganti. Hmm, okelah saya cuma mau cerita soal gonta-ganti background itu aja, hehe. Postingan lain menyusul. semoga yang nanti akan muncul lebih bermanfaat & ngk gaje kayak gini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Just Mystory~Reiyuu couple) Hey, this is for you

Assalamua'laikum,
readers*lambaikan tangan. Saya kembali dengan cerita baru.
Ini cerita lanjutan yang Rei's Plan, tapi langsung ke part yang ke-3 nya. Hehe, abisnya saya mentok banget lah ngelanjutin yang part 2 nya. Belom dapet wangsit kali ya -_-v. Mian kalo rada garing,soalnya ini sebenernya curahan hati sang authornya wakakak. Ini ada beberapa petunjuk,silahkan dibaca. 


petunjuk :
* => ganti tempat
** => ganti POV

Wokelah, enjoy ya readers. Komen are love :D


###


Rei POV

Aku menatap layar LG cookieku. ‘Huuuh’ tak ada satupun message darinya yang muncul. Perlahan kurebahkan diriku di kasur dengan bayang-bayang dirinya yang kini telah memenuhi otakku. Aigoya~ kenapa kau jadi berlebihan begini sih Rei, makiku pada diri sendiri. Tiba-tiba..
‘(L.O.V.E GIRL) Take Take Take my hands
(L.O.V.E GIRL) Uh uh Grab Grab Grab my hands’

ponselku berbunyi. Dengan malas aku meraihnya. Aku lumayan terkejut saat melihat nama yang tertulis di layar ponselku itu. ‘RyuuTanafu’ nama kontak untuk Ryu yang kuberi di ponselku. Awas kau Ryu. Kau harus menerima hukuman karena telah membuatku galau seperti ini *tatapan evil*

From : -RyuuTanafu-
Hei :D

Cih, sok manis-manis dia. Segera kuketik sms balasan untuknya.

To : -RyuuTanafu-
Apa? -,-
From : -RyuuTanafu-
Ngk knp2 Cuma mau smsn aja J
To : -RyuuTanafu-
Oh,trnyata msh ingt toh sm aku -.- . syukur deh.
From : -RyuuTanafu-
Ya ingt lah masa iya aku lupa sm kamu ;)
To : -RyuuTanaku-
*gombalisme* bgs deh klo emng msh ingt -,-. Eh,tumben sms
Biasanya kan lagi mesra-mesraan sama buku2 tebalmu itu. *nyindir*
From : -RyuuTanaka-
Apaan sih Rei,jadi km ngk seneng nih kalo aku sms?
To : -RyuuTanaka-
Ga tau lah
From : -RyuuTanaka-
Jgn kayak anak kecil gitu deh
To : -RyuuTanaka-
Aku memang blm di kategorikan sbg orng dewasa kok
From : -RyuuTanafu-
Rei, kamu tau sndiri kan aku sibuk dgn tugas2ku. Jadi tolong mengerti
To : -RyuuTanafu-
Iya aku tau dan aku paham itu. Tapi apa kamu ngk bisa meluangkan waktumu sdkt aja bersama
Orng2 terdekatmu. Bahkan untuk merayakan ulang tahunmu di rumah pun kamu ngk bsa.
From : -RyuuTanafu-
Bukan begitu Rei tapi, memang keadaannya ngk memungkinkan.
To : -RyuuTanafu-
Terserah katamu saja. Aku sudah lelah memenuhi otakku dengan pikiran-pikiran tentangmu.
Semuanya terasa percuma.
From : -RyuuTanafu-
Rei, kumohon. Jgn seperti ini,,

Aku membaca sms itu masih dalam keadaan kesal. Egois memang kalau aku menyalahkannya seperti ini. Tapi entah kenapa moodku hari ini dengannya begitu buruk. Kuletakkan kembali LG ku di atas meja. Kusandarkan kepalaku pada sebuah boneka kucing –pemberian dari Ryuu- dan lama kelamaan membawaku kedalam dunia mimpi.

**

Ryuu POV
Aku mulai tidak fokus memperhatikan dosenku mengajar. Perhatianku terbagi dua dengan LG Cookieku yang kuselipkan di loker meja. ‘Rei,kenapa kau tidak membalas pesanku’ pertanyaan itulah yang kini terus berputar dalam otakku. Argh, aku mengacak rambutku asal. Kenapa dia tiba-tiba jadi begini sih. ‘Tidak ada cara lain Ryuu, kau harus menemuinya sekarang’ ucapku dalam hati.
Beberapa jam kemudian waktu belajar akhirnya usai, segera kuarahkan motorku menuju rumah Rei. Aku tidak sabar untuk segera menyelesaikan masalah ini dengannya. Setelah menempuk jarak yang cukup jauh akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Segera kuketuk pintu rumahnya dan muncul lah seseorang yang ternyata kakak perempuan Rei. Ia agak sedikit terkejut dengan kedatanganku. Aku tersenyum padanya lalu bertanya “Atsu-san apa Rei ada didalam?”. “Ah ne, sepertinya tadi dia sedang tidur.”. Kemudian Atsu  mempersilahkan aku masuk. Aku menurut dan ikut masuk kedalam.
“Tumben sekali Ryuu kau datang kesini, bagaimana dengan kuliahmu?” tanyanya.
“Kuliahku lancar-lancar saja nee-san” jawabku.
 “Hmm, nee-san boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku. Atsu mengangguk “Mau bertanya apa?” ucapnya.
“Apa ada sesuatu yang terjadi pada Rei?” tanyaku. Atsu mengernyit bingung “Hmm, setahuku dia baik-baik saja. Malah akhir-akhir ini moodnya sedang bagus. Memangnya kenapa Ryuu? Jangan bilang kalian sedang ada masalah.” Selidiknya.
Aku hanya mampu mengangguk pasrah “Aku sendiri bingung nee-san. Tadi saat aku mengirimkan pesan padanya di a cuek sekali membalas pesanku.” Curhatku.
“Ya, mungkin saja dia sedikit kesal karena kamu baru mengiriminya sms sekarang.” Katanya.
“Tapi, ini baru yang pertama kalinya nee-san. Sebelum-sebelumnya aku juga pernah seperti ini tapi Rei tidak sampai bertindak begini” jelasku.
Atsu menghela napas. “Ckck, kalian ini ada-ada saja sih. Yasudah nanti biar aku saja yang bicara dengan Rei. Sekarang lebih baik kau pulang dulu. Kau pasti lelah kan” katanya.
“Tapi aku ingin menunggunya sampai bangun” kataku memohon.
“Aigo Ryuu, mau sampai kapan? Kau tau sendiri kan gadis pujaanmu itu kalau sedang tidur seperti orang mati =.=” katanya.
Setelah aku pikir benar juga.  *mwoya?jitakryuu*
Akhirnya kuputuskan untuk pulang dan menunggu kabar dari Atsu.
“Nee-san aku pulang dulu. Segera beritahu aku kabar darinya” ucapku.
“Ne, akan kukabari secepatnya. Ya tapi tentu saja tergantung selama apa dia tidur hari ini .______.”
Aku mengangguk lalu pergi dari rumah Rei. Ya, semoga saja masalah ini cepat selesai.

**

Rei POV

Aku terbangun karena mendengar suara mesin motor. Apa ada tamu? Pikirku. Aku segera keluar kamar dan menuruni tangga, kulihat atsu sedang duduk di ruang tamu. Hmm, sepertinya tadi memang ada tamu.
“Kak, tadi ada yang datang?” tanyaku sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.
“Oh, kau sudah bangun Rei”.
“Ia, tadi aku mendengar suara motor dari arah halaman” kataku.
“Itu tadi Ryuu. Dia kelihatan panik sekali mencarimu”.
“He? pria narsis itu kesini. Cih, bukannya dia sedang asyik pacaran dengan buku-bukunya -3-” sinisku.
 “Hei, itu juga kebiasaanmukan. Membaca buku sampai lupa waktu. Lagipula bukannya kau harusnya senang kalau Ryuka mu datang kesini.” Tanya atsu
“ENGGAK!” kataku.
“Yakin? Enggak kangen apa sama Ryuka mu itu. Udah lebih dari seminggu loh” godanya.
Ya kangen lah, tapi demi menjaga gengsi aku bilang saja tidak. “Eggak tuh” kataku berbohong.
“Hmm, kasian sekali Ryuu. Pacarnya ini tidak peduli padanya” ucapnya sambil melihatku dengan tatapan kasihan.
“Aku nggak seperti itu kok. Dianya juga begitu” ucapku membela diri.
“Rei, kamu kan tau dia itu sibuk sama sekolahnya. Sebagai pacarnya kamu harusnya bisa ngertiin posisi dia. Kamu nggak bisa maksa dia untuk selalu nemenin kamu”.
“ Aku ngerti dia sibuk sama sekolahnya. Aku juga nggak nuntut dia untuk harus selalu nemenin aku. Cuma untuk hari itu aja, hari ulang tahunnya. Masa dia nggak bisa. Padahal aku udah nyiapin kado buat dia. Kalo gini jadinya untuk apa aku susah-susah begitu.”  Ucapku panjang lebar.
“Jadi kamu nyesel nih?” tanya atsu. Aku menggeleng pelan. Atsu menghela napas.
“Kalian berdua ini memang merepotkan. Lalu sekarang mau bagaimana?” tanya atsu.
“Aku nggak tau. Bantuin aku yaaa... >.<” rengekku
“Hmm, apa boleh buat” atsu mengangguk setuju.

**

Ryuu POV
Mataku melirik kearah LG Cookie ku. Ini sudah yang ke 13 kalinya kulakukan sejak aku sampai di rumah tadi. ‘Rei sebenarnya kamu kenapa sih?’.
‘(L.O.V.E BOY) Yeah yeah Yes, we can fly to the sky high high
(L.O.V.E BOY) I want take u there baby’

Ponselku berbunyi. Segera kuraih ponselku dan ada 1 pesan disana.

From : Atsu nee-san
Hei, aku sudah bertanya pd gadismu itu. Dia sudah tdk marah. Dan ya coba tebak, dia sdg merengek ingin bertemu dgn mu sekarang -____-

Aku tertawa melihat pesan itu, seketika rasa cemasku hilang. Oke, Kau sudah berhasil membuatku khawatir gadis cengeng...
**
Rei POV
“Kak, aku pergi sebentar.” Teriakku.
ki o tsukete ne.” Jawabnya.
Baru saja hendak melangkahkan kaki keluar ‘aa’ ada yang tertinggal. Segera aku masuk lagi kedalam menuju kamarku. Kuraih bungkusan biru dengan hiasan pita ungu itu dari dalam lemari lalu kumasukan dalam tas ranselku dan melesat pergi.
*
Aku duduk di bangku taman dengan earphone dikedua telingaku. Lagu LOVE GIRL milik CN Blue mengalun indah disana. Tak terasa aku mulai hanyut mengikuti iramanya, sampai aku tersadar ada siluet manusia yang memperhatikanku dari belakang.
“Hyaa! Ngapain kamu disitu?” kataku sambil melepaskan earphone.
“Ngeliatin kamu.” jawabnya polos.
“.____. Ye.. tukang ketoprak juga tau itu mah.” Dia malah ketawa.
“Kenapa nggak langsung manggil aja sih?” tanyaku.
 “gimana mau manggil, kamunya heboh gitu.” Jawabnya.
“Masa sih? Haha” aku malu sendiri. Dia geleng-geleng kepala.
Tiba-tiba hening, tidak ada satupun dari kami yang bicara. Aigo, aku benci suasana seperti ini.
“Ehem,”  dia berdehem
“Ehem,ehem..” balasku.
“Yak! Masa gitu sih Rei -.-“ protesnya.
“Lah, siapa suruh kamu begitu. Udah kayak lagi checksound aja -3-”
“Oke-oke, kita to the point aja nih?” tanya Ryuu. Aku mengangguk.
“Kamu kemarin kenapa? Nggak biasanya kayak gitu.”
“Kemarin aku cuma lagi bad mood aja kok” jawabku.
“Yakin? Nggak ada yang lagi disembunyiin kan?” tanyanya lagi.
“Hmm, Iya” jawabku agak ragu. Kami berdua terdiam sejenak.
“Maaf ya akhir-akhir ini aku nggak bisa sering-sering sms atau telepon kamu. Jadwalku nambah banyak dan nggak bisa ditinggal.” Ryuu memulai percakapan.
“Iya. Nggak apa-apa. Aku ngerti.” Kataku.
Ryuu menghela napas “Bisa nggak kamu bilang kata-kata lain selain itu?”. Aku menoleh padanya. “Kadang aku ngerasa terlalu maksain kamu untuk ngertiin kondisi aku. Tanpa peduli gimana perasaan kamu yang sebenarnya.”
“Aku juga bingung, kenapa bisa bilang begitu. Padahal aku belum tentu sanggup” kataku. “Tapi kalau ingat yang bilang ke aku itu kamu, aku selalu ngerasa harus sanggup.” Tambahku.
**
Ryuu POV
“Aku juga bingung, kenapa bisa bilang begitu. Padahal aku belum tentu sanggup” katanya. “Tapi kalau ingat yang bilang ke aku itu kamu, aku selalu ngerasa harus sanggup.” Tambahnya.
“Arigatou” kataku.
Dia tersenyum lembut.
“Umm, ada sesuatu untukmu.” ucapnya tiba-tiba. Ia membuka tas ranselnya lalu mengambil sebuah bungkusan berwarna biru dengan hiasan pita ungu.
“Ini untukmu.” Katanya sambil menyerahkan bungkusan itu padaku. Raut wajahnya memerah, polos sekaligus melas. Haha lucu.
“Ini?” tanyaku masih bingung.
“Itu kado ulang tahunmu yang belum sempat aku berikan saat itu.” Katanya.
“Ah kamu gimana sih Rei, masa baru ngasih sekarang” kataku.
“Hyaa!” ia menyikut lenganku.
“Siapa coba yang waktu itu bilang lagi sibuk dan nggak bisa diganggu, padahal aku udah nunggu 1 jam di depan kampus untuk ngasih kado itu” katanya berapi-api.
“Aigo, maaf Rei. Aku kan nggak tau.” Kataku. Ia mendengus kesal.
“Ayolah, jangan gitu. Senyum dong, ntar nggak keliatan cantiknya loh.” Rayuku.
“Hih, dasar gombal =.=” katanya bergidik jijik.
“Tapi seneng kan digombalin? ;D kekeke..” godaku.
“Itu cuma berlaku kalo yang ngegombalinnya Changmin TVXQ :p” katanya sambil berlari keluar taman.
“Heh, awas kau ya!!” Teriakku segera mengejarnya.

-FIN-


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS